Tuesday, September 4, 2012
Pegunungan Tektonik Berbatuan Kapur
Indonesia sendiri
memiliki beberapa kawasan karst yang meliputi hampir seluruh pulau-pulau dalam
kesatuan negara Republik Indonesia, yang memiliki potensi sumberdaya alam dan
ekonomi, akan tetapi potensi dari kawasan karts yang ada belum mendapat
perhatian yang serius dari pemerintah. Hal itu terbukti dengan lemahnya
undang-undang yang mengatur tentang kawasan karst. Peraturan mengenai kawasan
karst masih menumpang pada UU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem
dan akan dimasukan ke dalam RUU Pertambangan yang saat ini sedang dalam tahap
pembahasan. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah diharapkan dapat
sinergis dalam pengelolaan kawasan karst. Salah satu lokasi yang termasuk
kedalam kawasan karst adalah Pegunungan Rajamandala, Padalarang Bandung.
Pegunungan
ini terbentuk karena tenaga endogenik – tektonik. Awalnya pegunungan ini yang
tergolong pegunungan karst karena berbatuan batu kapur berada di bawah
permukaan laut yang terangkat ke permukaan sehingga terbentuk pegungan
tersebut. Jika berasal dari dasar laut tentunya akan mengandung banyak sekali
bahan organik atau kandungan organiknya tinggi. Hal itu terjadi dengan
kemungkinan dari tumbuhan dan hewan laut yg ikut terangkat dan mati sehingga
menjadi bahan organik. Karst terbentuk karena pelarutan oleh air. Proses
pembentukan geomorfologi karst adalah proses pelarutan dan pengendapan air,
karbon dioksida, asam karbonat menjadi batu gamping dan kalsium bikarbonat dan
akan mengalami proses fisis yaitu proses pelapukan, peretakan, patahan,
gravitasi transfer, peruntuhan dan erosi. Proses ini dapat dilihat sebagai
berikut :
Pembentukan : H20 + CO2
+ H2CO3 = H2CO3 + CaCO3
= Ca(HCO3)2
Fasis : Ca2+ + (2HCO3)2
Litologi daerah jalur pegunungan Rajamandala adalah batu
kapur/jamping, terlihat batu kapur padat, banyak retakan, dan berlapis-lapis. Terdapat gua di bawah tanah sebagai tempat pergerakan air. Stalaktit dan
stalagmit terdapat pada bagian dalam gua. Morfologi yang dapat terlihat adalah
kerucut karst, dataran karst dan gua. Pada daerah kerucut karst terdapat banyak
ilalang yang tumbuh, hal tersebut karena ilalang dapat hidup di daerah dengan
kandungan hara yang rendah salah satunya yaitu daerah kapur tersebut.
Daerah sekitar pegunungan tersebut hampir tertutupi oleh debu. akibat pengolahan batu kapur tersebut seperti
pertambangan. Hal itu dapat membahayakan kesehatan masyarakat sekitar. Potensi
tambang dari kawasan karst berupa penambangan batuan gamping sebagai bahan baku
semen, akan tetapi pemanfaatan pada bahan baku sektor industri semen menjadikan
kawasan karst terdegradasi sehingga muncul ketakutan kawasan karst akan habis.
Potensi tambang dari kawasan karst berupa penambangan batuan
gamping sebagai bahan baku semen, akan tetapi pemanfaatan pada bahan baku
sektor industri semen menjadikan kawasan karst terdegradasi sehingga muncul
ketakutan kawasan karst akan habis. Penambangan batu gamping dengan mahzab
antropozentrisme menjadikan nilai lain dari kawasan karst berkurang dengan
signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, di daerah pegunungan
tersebut terlihat berbagai macam hiasan rumah tangga dengan bentuk dan kegunaan
yang berbeda – beda. Secara tidak
langsung adanya pegunungan kapur tersebut menjadi tempat masyarakat sekitar
untuk mempertahankan hidupnya. Batu kapur sendiri bermanfaat untuk menyerap CO2
secara optimal dan pegunungan batu kapur ini dapat dijadikan sebagai objek
wisata yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat sekitar untuk
mempertahankan hidup.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Rina Amaliyah: HMIT: Institut Pertanian Bogor. Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment